Minggu, 30 Mei 2010

Lembar Analisa Praktikum 7

SNMP, MRTG dan MRTG dengan Router
  • SNMP dan MRTG

Untuk melakukan snmp kita harus mengupdate aplikasi dan mengkopy dari server, untuk itu kita harus terhubung dengan server terlebih dahulu

root@lab-2-desktop:/home/lab-2# mii-tool

eth1: negotiated 100baseTx-FD flow-control, link ok

eth2: no link

eth3: no link

root@lab-2-desktop:/home/lab-2# ifconfig eth1 192.168.0.111

root@lab-2-desktop:/home/lab-2# ping 192.168.0.1

PING 192.168.0.1 (192.168.0.1) 56(84) bytes of data.

64 bytes from 192.168.0.1: icmp_seq=1 ttl=64 time=3.50 ms

64 bytes from 192.168.0.1: icmp_seq=2 ttl=64 time=0.380 ms

64 bytes from 192.168.0.1: icmp_seq=3 ttl=64 time=0.254 ms

^Z

[1]+ Stopped ping 192.168.0.1

root@lab-2-desktop:/home/lab-2# sudo nano /etc/apt/sources.list

root@lab-2-desktop:/home/lab-2# sudo apt-get update

Setelah mengupdate, selanjutnya kita install aplikasinya, ketikkan perintah berikut :

root@lab-2-desktop:/home/lab-2# sudo apt-get install apache2 snmp snmpd mrtg

Untuk mengkonfigurasinya kita ketikkan perintah berikut :

root@lab-2-desktop:/home/lab-2# sudo mkdir /var/www/mrtg

root@lab-2-desktop:/home/lab-2# sudo mkdir /etc/mrtg

root@lab-2-desktop:/home/lab-2# sudo mv /etc/mrtg.cfg /etc/mrtg.cfg

root@lab-2-desktop:/home/lab-2# sudo cfgmaker public@localhost > /etc/mrtg/mrtg.cfg

root@lab-2-desktop:/home/lab-2# indexmaker --output = /var/www/mrtg/index.html /etc/mrtg/mrtg.cfg

Jika masih terdapat error maka kita ketikkan perintah :

root@lab-2-desktop:/home/lab-2# env LANG=C /usr/bin/mrtg
Setelah itu kita restart dengan perintah :

root@lab-2-desktop:/home/lab-2# service apache2 restart

Jika semua tahapan diatas telah dilakukan maka sekarang kita buka web browser dan ketikkan alamat http://localhost/mrtg hingga muncul tampilan sebagai berikut

Jika gambar diatas kita klik maka akan muncul tampilan sebagai berikut :


  • MRTG dengan menggunakan router

Pada dasarnya langkah – langkah yang dilakukan sama saja dengan MRTG diatas, yang berbeda adalah jika menggunakan router pc dengan 2 client dengan 2 kelas yang berbeda maka kita harus membuat router pc-nya terlebih dahulu :


Setelah kita membuat routing maka lakukan langkah – langkah di yang sama dengan praktikum mrtg. Setelah itu kita buka web browser , karena kita adalah router maka kita ketikkan alamat http://localhost/mrtg




Instalasi dan Konfigurasi DNS Server Menggunakan Bind 9 pada Ubuntu 6.06 (Dappe Drake)

Domain Name System (DNS) adalah sebuah sistem yang berfungsi menerjemahkan alamat IP menjadi nama domain. Misalnya, sebuah komputer/server dengan IP (public) 209.131.36.158 memiliki nama domain www.yahoo.com, sehingga end user tidak perlu mengingat alamat IP dari server tersebut yang pasti lebih sulit untuk diingat.

Step 1: Edit File /etc/apt/sources.list:

sudo nano /etc/apt/sources.list

Step2: Install bind 9:
sudo apt-get install bind9

Step 3: Konfigurasi Bind. Jika instalasi Bind menggunakan paket source maka file konfigurasi akan terletak pada named.conf. Berbeda dengan Ubuntu yang telah melakukannya untuk kita. Jadi file yang akan kita edit adalah named.conf.local

sudo vi /etc/bind/named.conf.local

Disini kita akan memasukkan zones. Zones adalah suatu nama domain yang me-refer ke DNS server.
Edit file /etc/bind/named.conf.local :

# This is the zone definition. replace example.com with your domain name
zone "example.com" {
    type master;
    file "/etc/bind/zones/example.com.db";
    };
 
# This is the zone definition for reverse DNS. replace 0.168.192 with your network

address in reverse notation - e.g my network address is 192.168.0
zone "0.168.192.in-addr.arpa" {
 type master;
 file "/etc/bind/zones/rev.0.168.192.in-addr.arpa";
};

Edit file /etc/bind/named.conf.options:

sudo nano /etc/bind/named.conf.options

Kita harus mengubah nilai forwarder. Ketika request tak dapat dipenuhi oleh DNS server kita, maka request tersebut akan di forward ke DNS server berikut.

forwarders {
  # Replace the address below with the address of your provider's DNS server
  10.14.1.37;
  10.14.203.7
};

Kemudian lihat file zones ganti example.com dengan nama domain:

sudo mkdir /etc/bind/zones
sudo vi /etc/bind/zones/example.com.db

File zone berisi padanan ip dengan nama domain yang diberikan, seperti contoh berikut.

// replace example.com with your domain name. do not forget the . after the domain

name!// Also, replace ns1 with the name of your DNS server
example.com.      IN      SOA     ns1.example.com. admin.example.com. (
// Do not modify the following lines!
                                                    2006081401
                                                    28800
                                                    3600
                                                    604800
                                                    38400
)
 
// Replace the following line as necessary:
// ns1 = DNS Server name
// mta = mail server name
// example.com = domain name
example.com.      IN      NS              ns1.example.com.
example.com.      IN      MX     10       mta.example.com.
 
// Replace the IP address with the right IP addresses.
 
www              IN      A       192.168.0.2
mta              IN      A       192.168.0.3
ns1              IN      A       192.168.0.1

Kemudian buat file reverse DNS zone:

sudo vi /etc/bind/zones/rev.0.168.192.in-addr.arpa

Copy dan paste teks berikut:

//replace example.com with yoour domain name, ns1 with your DNS server name.
// The number before IN PTR example.com is the machine address of the DNS server.

in my case, it's 1, as my IP address is 192.168.0.1.
@ IN SOA ns1.example.com. admin.example.com. (
                    2006081401;
                    28800;
                    604800;
                    604800;
                    86400
)
 
                 IN    NS     ns1.example.com.
1                    IN    PTR    example.com

Selesai, restart DNS server:

sudo /etc/init.d/bind9 restart

Step 4: Edit file resolv.conf seperti berikut:

sudo vi /etc/resolv.conf

masukkan baris berikut:

// replace example.com with your domain name, and 192.168.0.1 with the address of

your new DNS server.
search example.com
nameserver 192.168.0.1

Test DNS server:

dig example.com

Selamat!



Sumber : http://hemaya.wordpress.com/

Minggu, 16 Mei 2010

TCP & UDP

Apa itu TCP ?


TCP (Transmission Control Protocol) adalah protokol yang paling umum digunakan di Internet . Alasan nya karena TCP menawarkan koreksi kesalahan . Ketika protokol TCP digunakan ada klausul “pengiriman terjamin . ” Hal ini disebabkan adanya bagian untuk sebuah metode yang disebut “flow control . ” Flow control menentukan kapan data harus dikirim kembali , dan kapan menghentikan aliran data paket sebelumnya , sampai berhasil ditransfer . Hal ini karena jika paket data berhasil dikirim , tabrakan dapat terjadi . Ketika ini terjadi , maka klien meminta kembali paket dari server sampai seluruh paket lengkap di transfer dan identik dengan aslinya .
TCP memiliki karakteristik sebagai berikut:
• Berorientasi sambungan (connection-oriented): Sebelum data dapat ditransmisikan antara dua host, dua proses yang berjalan pada lapisan aplikasi harus melakukan negosiasi untuk membuat sesi koneksi terlebih dahulu. Koneksi TCP ditutup dengan menggunakan proses terminasi koneksi TCP (TCP connection termination).
• Full-duplex: Untuk setiap host TCP, koneksi yang terjadi antara dua host terdiri atas dua buah jalur, yakni jalur keluar dan jalur masuk. Dengan menggunakan teknologi lapisan yang lebih rendah yang mendukung full-duplex, maka data pun dapat secara simultan diterima dan dikirim. Header TCP berisi nomor urut (TCP sequence number) dari data yang ditransmisikan dan sebuah acknowledgment dari data yang masuk.
• Dapat diandalkan (reliable): Data yang dikirimkan ke sebuah koneksi TCP akan diurutkan dengan sebuah nomor urut paket dan akan mengharapkan paket positive acknowledgment dari penerima. Jika tidak ada paket Acknowledgment dari penerima, maka segmen TCP (protocol data unit dalam protokol TCP) akan ditransmisikan ulang. Pada pihak penerima, segmen-segmen duplikat akan diabaikan dan segmen-segmen yang datang tidak sesuai dengan urutannya akan diletakkan di belakang untuk mengurutkan segmen-segmen TCP. Untuk menjamin integritas setiap segmen TCP, TCP mengimplementasikan penghitungan TCP Checksum.
• Byte stream: TCP melihat data yang dikirimkan dan diterima melalui dua jalur masuk dan jalur keluar TCP sebagai sebuah byte stream yang berdekatan (kontigu). Nomor urut TCP dan nomor acknowlegment dalam setiap header TCP didefinisikan juga dalam bentuk byte. Meski demikian, TCP tidak mengetahui batasan pesan-pesan di dalam byte stream TCP tersebut. Untuk melakukannya, hal ini diserahkan kepada protokol lapisan aplikasi (dalam DARPA Reference Model), yang harus menerjemahkan byte stream TCP ke dalam “bahasa” yang ia pahami.
• Memiliki layanan flow control: Untuk mencegah data terlalu banyak dikirimkan pada satu waktu, yang akhirnya membuat “macet” jaringan internetwork IP, TCP mengimplementasikan layanan flow control yang dimiliki oleh pihak pengirim yang secara terus menerus memantau dan membatasi jumlah data yang dikirimkan pada satu waktu. Untuk mencegah pihak penerima untuk memperoleh data yang tidak dapat disangganya (buffer), TCP juga mengimplementasikan flow control dalam pihak penerima, yang mengindikasikan jumlah buffer yang masih tersedia dalam pihak penerima.
• Melakukan segmentasi terhadap data yang datang dari lapisan aplikasi (dalam DARPA Reference Model)
• Mengirimkan paket secara “one-to-one”: hal ini karena memang TCP harus membuat sebuah sirkuit logis antara dua buah protokol lapisan aplikasi agar saling dapat berkomunikasi. TCP tidak menyediakan layanan pengiriman data secara one-to-many.
TCP umumnya digunakan ketika protokol lapisan aplikasi membutuhkan layanan transfer data yang bersifat andal, yang layanan tersebut tidak dimiliki oleh protokol lapisan aplikasi tersebut. Contoh dari protokol yang menggunakan TCP adalah HTTP dan FTP. Transmission Control Protocol (TCP) adalah suatu protokol yang berada di lapisan transpor (baik itu dalam tujuh lapis model referensi OSI atau model DARPA) yang berorientasi sambungan (connection-oriented) dan dapat diandalkan (reliable).
Segmen-segmen TCP akan dikirimkan sebagai datagram-datagram IP (datagram merupakan satuan protocol data unit pada lapisan internetwork). Sebuah segmen TCP terdiri atas sebuah header dan segmen data (payload), yang dienkapsulasi dengan menggunakan header IP dari protokol IP. Sebuah segmen dapat berukuran hingga 65495 byte: 216-(ukuran header IP terkecil (20 byte)+ukuran header TCP terkecil (20 byte)). Datagram IP tersebut akan dienkapsulasi lagi dengan menggunakan header protokol network interface (lapisan pertama dalam DARPA Reference Model) menjadi frame lapisan Network Interface. Gambar berikut mengilustrasikan data yang dikirimkan ke sebuah host.
Di dalam header IP dari sebuah segmen TCP, field Source IP Address diatur menjadi alamat unicast dari sebuah antarmuka host yang mengirimkan segmen TCP yang bersangkutan. Sementara itu, field Destination IP Address juga akan diatur menjadi alamat unicast dari sebuah antarmuka host tertentu yang dituju. Hal ini dikarenakan, protokol TCP hanya mendukung transmisi one-to-one. Port TCP mampu mengindikasikan sebuah lokasi tertentu untuk menyampaikan segmen-segmen TCP yang dikirimkan yang diidentifikasi dengan TCP Port Number. Port TCP merupakan hal yang berbeda dibandingkan dengan port UDP, meskipun mereka memiliki nomor port yang sama. Port TCP merepresentasikan satu sisi dari sebuah koneksi TCP untuk protokol lapisan aplikasi, sementara port UDP merepresentasikan sebuah antrean pesan UDP untuk protokol lapisan aplikasi. Selain itu, protokol lapisan aplikasi yang menggunakan port TCP dan port UDP dalam nomor yang sama juga tidak harus sama. Sebagai contoh protokol Extended Filename Server (EFS) menggunakan port TCP dengan nomor 520, dan protokol Routing Information Protocol (RIP) menggunakan port UDP juga dengan nomor 520. Jelas, dua protokol tersebut sangatlah berbeda! Karenanya, untuk menyebutkan sebuah nomor port, sebutkan juga jenis port yang digunakannya, karena hal tersebut mampu membingungkan (ambigu).
Proses pembuatan koneksi TCP disebut juga dengan “Three-way Handshake”. Tujuan metode ini adalah agar dapat melakukan sinkronisasi terhadap nomor urut dan nomor acknowledgement yang dikirimkan oleh kedua pihak dan saling bertukar ukuran TCP Window. Prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut:
• Host pertama (yang ingin membuat koneksi) akan mengirimkan sebuah segmen TCP dengan flag SYN diaktifkan kepada host kedua (yang hendak diajak untuk berkomunikasi).
• Host kedua akan meresponsnya dengan mengirimkan segmen dengan acknowledgment dan juga SYN kepada host pertama.
• Host pertama selanjutnya akan mulai saling bertukar data dengan host kedua.
TCP menggunakan proses jabat tangan yang sama untuk mengakhiri koneksi yang dibuat. Hal ini menjamin dua host yang sedang terkoneksi tersebut telah menyelesaikan proses transmisi data dan semua data yang ditransmisikan telah diterima dengan baik. Itulah sebabnya, mengapa TCP disebut dengan koneksi yang reliable.



Apa itu UDP ?
UDP (User Datagram Protocol) adalah protokol umum lainnya yang digunakan di Internet . Namun UDP tidak pernah digunakan untuk mengirim data penting seperti halaman web , informasi database, dll; UDP biasanya digunakan untuk streaming audio dan video . Streaming media seperti Windows Media audio file ( . WMA) , Real Player ( . RM) , dan lain-lain menggunakan UDP karena menawarkan kecepatan! Alasannya UDP lebih cepat daripada TCP adalah karena tidak ada bentuk kontrol aliran atau koreksi kesalahan . Data yang dikirim melalui Internet dipengaruhi oleh tabrakan , dan kesalahan yang muncul . Ingatlah bahwa UDP hanya berkaitan dengan kecepatan . Ini adalah alasan utama mengapa media streaming tidak berkualitas tinggi .
Berita buruknya UDP telah digunakan di beberapa virus trojan horse. Hacker mengembangkan skrip dan trojan untuk menjalankan UDP dalam rangka untuk menutupi kegiatan mereka . Paket-paket UDP juga digunakan dalam serangan DoS (Denial of Service). Penting untuk mengetahui perbedaan antara TCP port 80 dan UDP port 80 . Lebih jelas tentang port silahkan lihat pembahasannya dibawah .

karakteristik-karakteristik UDP berikut:
• Connectionless (tanpa koneksi): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan tanpa harus dilakukan proses negosiasi koneksi antara dua host yang hendak berukar informasi.
• Unreliable (tidak andal): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan sebagai datagram tanpa adanya nomor urut atau pesan acknowledgment. Protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP harus melakukan pemulihan terhadap pesan-pesan yang hilang selama transmisi. Umumnya, protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP mengimplementasikan layanan keandalan mereka masing-masing, atau mengirim pesan secara periodik atau dengan menggunakan waktu yang telah didefinisikan.
• UDP menyediakan mekanisme untuk mengirim pesan-pesan ke sebuah protokol lapisan aplikasi atau proses tertentu di dalam sebuah host dalam jaringan yang menggunakan TCP/IP. Header UDP berisi field Source Process Identification dan Destination Process Identification.
• UDP menyediakan penghitungan checksum berukuran 16-bit terhadap keseluruhan pesan UDP.


Fungsi UDP sebagai berikut:
• Protokol yang “ringan” (lightweight): Untuk menghemat sumber daya memori dan prosesor, beberapa protokol lapisan aplikasi membutuhkan penggunaan protokol yang ringan yang dapat melakukan fungsi-fungsi spesifik dengan saling bertukar pesan. Contoh dari protokol yang ringan adalah fungsi query nama dalam protokol lapisan aplikasi Domain Name System.
• Protokol lapisan aplikasi yang mengimplementasikan layanan keandalan: Jika protokol lapisan aplikasi menyediakan layanan transfer data yang andal, maka kebutuhan terhadap keandalan yang ditawarkan oleh TCP pun menjadi tidak ada. Contoh dari protokol seperti ini adalah Trivial File Transfer Protocol (TFTP) dan Network File System (NFS)
• Protokol yang tidak membutuhkan keandalan. Contoh protokol ini adalah protokol Routing Information Protocol (RIP).
• Transmisi broadcast: Karena UDP merupakan protokol yang tidak perlu membuat koneksi terlebih dahulu dengan sebuah host tertentu, maka transmisi broadcast pun dimungkinkan. Sebuah protokol lapisan aplikasi dapat mengirimkan paket data ke beberapa tujuan dengan menggunakan alamat multicast atau broadcast. Hal ini kontras dengan protokol TCP yang hanya dapat mengirimkan transmisi one-to-one. Contoh: query nama dalam protokol NetBIOS Name Service.
UDP tidak menyediakan layanan-layanan antar-host berikut:
• UDP tidak menyediakan mekanisme penyanggaan (buffering) dari data yang masuk ataupun data yang keluar. Tugas buffering merupakan tugas yang harus diimplementasikan oleh protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP.
• UDP tidak menyediakan mekanisme segmentasi data yang besar ke dalam segmen-segmen data, seperti yang terjadi dalam protokol TCP. Karena itulah, protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP harus mengirimkan data yang berukuran kecil (tidak lebih besar dari nilai Maximum Transfer Unit/MTU) yang dimiliki oleh sebuah antarmuka di mana data tersebut dikirim. Karena, jika ukuran paket data yang dikirim lebih besar dibandingkan nilai MTU, paket data yang dikirimkan bisa saja terpecah menjadi beberapa fragmen yang akhirnya tidak jadi terkirim dengan benar.
• UDP tidak menyediakan mekanisme flow-control, seperti yang dimiliki oleh TCP.
• UDP berbeda dengan TCP yang memiliki satuan paket data yang disebut dengan segmen, melakukan pengepakan terhadap data ke dalam pesan-pesan UDP (UDP Messages). Sebuah pesan UDP berisi header UDP dan akan dikirimkan ke protokol lapisan selanjutnya (lapisan internetwork) setelah mengepaknya menjadi datagram IP. Enkapsulasi terhadap pesan-pesan UDP oleh protokol IP dilakukan dengan menambahkan header IP dengan protokol IP nomor 17 (0×11). Pesan UDP dapat memiliki besar maksimum 65507 byte: 65535 (216)-20 (ukuran terkecil dari header IP)-8 (ukuran dari header UDP) byte. Datagram IP yang dihasilkan dari proses enkapsulasi tersebut, akan dienkapsulasi kembali dengan menggunakan header dan trailer protokol lapisan Network Interface yang digunakan oleh host tersebut.
• Dalam header IP dari sebuah pesan UDP, field Source IP Address akan diset ke antarmuka host yang mengirimkan pesan UDP yang bersangkutan; sementara field Destination IP Address akan diset ke alamat IP unicast dari sebuah host tertentu, alamat IP broadcast, atau alamat IP multicast

Struktur frame TCP dan UDP
Sebagai data yang bergerak di sepanjang jaringan , berbagai atribut ditambahkan ke file untuk membuat bingkai . Proses ini disebut enkapsulasi . Ada beberapa metode yang berbeda dari enkapsulasi tergantung pada protokol dan topologi yang sedang digunakan . Akibatnya , paket struktur rangka ini berbeda juga . Gambar berikut ini menunjukkan struktur bingkai TCP dan UDP. ( lihat gambarnya disini dan disini )

Payload area berisi data sebenarnya . Perhatikan bahwa TCP memiliki struktur bingkai yang lebih kompleks . Hal ini terutama disebabkan oleh fakta bahwa TCP merupakan protokol berorientasi koneksi . Bidang tambahan yang perlu untuk memastikan “jaminan pengiriman” yang ditawarkan oleh TCP



IP Ports
Port dikembangkan agar komputer dapat menerima data dari berbagai sumber melalui alamat IP yang sama . Pikirkan seperti ini; Anda adalah layanan TV Internet , dan port adalah saluran Anda . Anda memiliki banyak bentuk hiburan , berita , dan informasi yang tersedia melalui berbagai saluran yang berbeda . Pikirkan tentang hal ini , katakanlah MTV adalah saluran 35 di TV . Hal yang sama berlaku untuk web server yang berjalan pada port 80 . Setiap port memiliki tujuan khusus melayani masing-masing saluran program televisi yang berbeda . Meskipun Anda hanya punya 1 kabel TV berlangganan , Anda masih dapat menerima beberapa saluran .
Dua jenis utama port: TCP dan UDP . TCP singkatan dari Transmission Control Protocol . UDP adalah singkatan dari User Data Protocol . Beberapa program di komputer Anda akan menggunakan port TCP untuk komunikasi dan lainnya dapat menggunakan UDP . Penting untuk mengetahui perbedaan bagaimana cara keduanya beroperasi .
Ada 65.535 TCP dan UDP port yang tersedia untuk mengirimkan data . Port 0-1.023 dicadangkan untuk penggunaan umum . Port ini ditugaskan oleh IANA (Internet Assigned Numbering Authority) . Ini berarti , bahwa setiap port 0-1.023 akan sama pada setiap sistem . Sebagai contoh , katakanlah server di New York menggunakan port 80 , dan lainnya adalah server Texas . Karena port 80 jatuh di kisaran reserved Port , kita tahu kedua server menggunakan port 80 untuk koneksi HTTP . Melihat daftar port yang diketahui dapat membantu Anda menentukan jenis koneksi yang terdapat pada mesin Anda . Untuk melihat daftar nomor port yang umum digunakan dan penjelasannya klik di sini .
Server atau mesin dalam hal “mengakses” port tertentu . Sebagai contoh , menjalankan server web , FTP , dan layanan Telnet akan mengakses pada port masing-masing . Tindakan mengakses ini berarti mesin sedang menunggu perangkat lain tersambung. Lihat ilustrasi di sini:
Anda dapat melihat bagaimana server mengakses 3 port lebih dari satu alamat IP (192.168.0.15). Anda juga harus tahu bahwa adalah mungkin untuk beberapa perangkat untuk terhubung ke satu port. Artinya , telnet server mungkin menerima lebih dari 100 koneksi simultan ke port 23.

sumber :
http://www.skullbox.net/ports.php
http://www.bahrul-ulum.com/tcp-dan-udp
http://hari.narmadi.net/internet/transmission-control-protocol-tcp
http://standardisasi.wordpress.com/tag/udp/

Senin, 10 Mei 2010

PC Router menggunakan 3 PC Client dengan 3 Kelas yang berbeda

Jika sebelumnya kita hanya menggunakan 2 pc client dengan 2 kelas yang berbeda, maka kali ini kita akan membuatnya dengan 3 pc client dan dengan 3 kelas yang berbeda. Untuk itu kita membutuhkan 2 lan card di tambah 1 lan on board yang telah ada didalam mother board. Untuk mengetahui pasangan dari port yang digunakan sebaiknya kita mengkonfigurasikannya secara satu persatu. Sebelumnya kita harus mengecek lan card apa saja yang aktif pada aktif pada router. Untuk mengeceknya kita ketikkan perintah mii-tool atau ifconfig pada pc router. Setelah itu kita setting untuk pc client dengan ip 10.0.0.1



Sedangkan di router kita setting agar pc client a terhubung dengan router dengan mengetikkan perintah



Untuk menguji apakah router dan pc client, router melakukan ping ke pc client



Setelah itu kita lakukan hal yang sama pada pc client b dan c. Jika PC Client b menggunakan Ip 172.16.0.1 maka kita ketikkan perintah ifconfig eth1 172.16.255.254. Setelah itu kita ping ke Ip tadi



Setelah itu kita coba ping ke PC Client B



Jika PC Client b menggunakan Ip 192.168.0.1



Setelah itu kita ping ke PC Client C



Karena router telah terhubung pada semua pc client selanjutnya pc client menambahkan gateway pada pc masing – masing dengan menuliskan perintah



Lakukan hal yang sama pada pc client yang lainnya. Setelah itu cek route yang ada denga mengetikkan perintah



Setelah melakukan hal yang sama pada pc client yang lain, kita lakukan juga hal yang sama pada router hingga terlihat hasil seperti berikut



Agar masing – masing pc client dapat berhubungan maka pc router harus mengetikkan perintah

Minggu, 09 Mei 2010

ROUTING

Routing adalah process transfer data melewati internetwork dari satu jaringan LAN ke jaringan LAN lainnya. Suatu router menerima dan mem-forward traffic sepanjang jalur yang sesuai / tepat menurut address software. Router bekerja pada layer Network / Layer 3 dan lazim disebut sebagai piranti layer 3. Didalam IP network, routing dilakukan menurut table IP routing. Semua IP hosts menggunakan routing table untuk melewatkan / forward traffic yang diterima dari router lain atau hosts.


IP routing protocol memberikan komunikasi antar router. IP routing protocol mempunyai satu tujuan utama – mengisi routing table dengan jalur (route) terbaik dan terkini yang bisa dia dapatkan. Berikut ini adalah IP routing protocol yang didukung oleh router Cisco.
• RIP (Routing Information Protocol)
• IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
• IS-IS (Intermediate System-to-Intermediate System)
• OSPF (Open Shortest Path First OSPF)

1. Static Routing
Static routing adalah komunikasi data menggambarkan konsep salah satu cara untuk mengkonfigurasi jalur seleksi di router di jaringan komputer . Ini adalah jenis routing ditandai dengan tidak adanya komunikasi antara router tentang arus topologi dari jaringan . Hal ini dicapai dengan secara manual menambahkan rute ke tabel routing. Kebalikan dari statis routing adalah routing dinamis , kadang-kadang juga disebut sebagai adaptif routing.

2. Distance Vector Routing
Dalam komunikasi komputer teori yang berhubungan dengan jaringan paket-switched , Distance Vector Protokol adalah salah satu dari dua kelas utama dari routing protokol , kelas utama lainnya adalah protokol link-state . Sebuah distance-vector routing protocol menggunakan algoritma Bellman-Ford menghitung path.
Sebuah distance vector routing protokol mengharuskan router tetangganya menginformasikan perubahan topologi secara berkala dan, dalam beberapa kasus, ketika perubahan terdeteksi dalam topologi jaringan. Dibandingkan dengan protokol link state , yang membutuhkan sebuah router untuk menginformasikan semua node dalam jaringan perubahan topologi, jarak-vector routing protokol memiliki kurang komputasi kompleksitas dan overhead pesan .
Distance Vector berarti Router diiklankan sebagai vektor jarak dan Arah. Arah hanya hop alamat berikutnya dan antarmuka keluar dan Jarak berarti seperti hop.
Router menggunakan protokol distance vector tidak memiliki pengetahuan tentang seluruh jalan ke tujuan. Sebaliknya DV menggunakan dua metode:
1. Arah dimana atau antarmuka yang paket harus diteruskan.
2. Jarak dari tempat tujuan.
Contoh routing distance vector protokol termasuk RIPv1 dan 2 dan IGRP . EGP dan BGP tidak murni distance vector routing protokol karena protokol-vektor menghitung jarak rute hanya didasarkan pada biaya link sedangkan di BGP, misalnya, nilai preferensi rute lokal mengambil prioritas di atas biaya link.

3. Link State Routing
Sebuah link-state routing protokol adalah salah satu dari dua kelas utama dari routing protokol yang digunakan dalam packet switching jaringan untuk komunikasi komputer , kelas utama lainnya adalah vektor-jarak protokol routing . Contoh link-state routing protokol termasuk OSPF dan IS-IS .
Link-state protokol dilakukan oleh setiap dalam jaringan
(node yaitu yang siap untuk paket ke depan di internet , ini disebut router ). Konsep dasar dari link-state routing adalah setiap node membangun konektivitas ke jaringan, dalam bentuk grafik , yang menunjukkan node yang terhubung ke node lain. Kemudian, setiap node secara independen menghitungrterbaik logis berikutnya dari itu ke setiap tujuan mungkin dalam jaringan. Koleksi jalur terbaik kemudian akan membentuk node tabel routing .
Hal ini bertentangan dengan jarak-vector routing protokol , dimana bekerja dengan cara masing-masing memiliki saham nodetabel routing-nya dengan tetangga-tetangganya. Dalam protokol link-state informasi hanya lewat di antara node konektivitas terkait.

4. Routing Information Protocol ( RIP )
Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan berbasis lokal dan luas. Karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar(RIP / RIP generasi berikutnya).
 
Copyright © Anang Fahlevi
Convert By NewBloggerTemplates Wordpress by WpThemesCreator