Senin, 26 April 2010

Linux Router

Langkah - langkah yang harus dilakukan :
1. Pasang kartu jaringan pada pc yang di jadikan router
2. Pasang dua kabel cross pada pc client dan pc router, pastikan port dengan pasanganx
3. atur ip pada masing2 pc client
4. Cek berapa banyak port yg terkonek pada pc router dengan perintah



5. Atur ip pada pc router pada masing2 ethernet yang sesuai dengan pc client



6. ping ke masing2 pc client, pastikan semua telah terkoneksi







7. Agar pc client dapat terkoneksi dengan pc client yang lainnya maka lakukan perintah

Minggu, 25 April 2010

Contoh Subnetting Class C

Buat subneting class C menjadi 4 subnet, dengan ketentuan :

Subnet id 1 = 50 host

Subnet id 2 = 30 host

Subnet id 3 = 12 host

Subnet id 4 = 110 host

Jawab:

IP address : 192.168.0.6

Subnet Mask : 255.255.255.224

: 11111111.11111111.11111111.11100000

111 bit untuk menentukan jumlah subnet id

00000 bit untuk menentukan jumlah host

Jumlah subnet id : 23 = 8

Subnet id 1 : 192.168.0.00000000 (0)

Subnet id 2 : 192.168.0.00100000 (32)

Subnet id 3 : 192.168.0.01000000 (64)

Subnet id 4 : 192.168.0.01100000 (96)

Subnet id 5 : 192.168.0.10000000 (128)

Subnet id 6 : 192.168.0.10100000 (160)

Subnet id 7 : 192.168.0.11000000 (192)

Subnet id 8 : 192.168.0.11100000 (224)

Jumlah host : 25-2 = 30

1) Host pertama ------------------> Host terakhir

192.168.0.1 30 host 192.168.0.30

Subnet : 192.168.0.0

Broadcast : 192.168.0.31

2) Host pertama -------------------> Host terakhir

192.168.0.33 30 host 192.168.0.62

Subnet : 192.168.0.32

Broadcast : 192.168.0.63

3) Host pertama -------------------> Host terakhir

192.168.0.65 30 host 192.168.0.94

Subnet : 192.168.0.64

Broadcast : 192.168.0.95

4) Host pertama -------------------> Host terakhir

192.168.0.97 30 host 192.168.0.126

Subnet : 192.168.0.96

Broadcast : 192.168.0.127

5) Host pertama ------------------->Host terakhir

192.168.0.129 30 host 192.168.0.158

Subnet : 192.168.0.128

Broadcast : 192.168.0.159

6) Host pertama -------------------> Host terakhir

192.168.0.161 30 host 192.168.0.190

Subnet : 192.168.0.160

Broadcast : 192.168.0.191

7) Host pertama -------------------> Host terakhir

192.168.0.193 30 host 192.168.0.222

Subnet : 192.168.0.192

Broadcast : 192.168.0.221

2) Host pertama ------------------->Host terakhir

192.168.0.225 30 host 192.168.0254

Subnet : 192.168.0.224

Broadcast : 192.168.0.255



Dari referensi yang saya peroleh , banyaknya host yang dihasilkan dalam suatu subneting adalah seragam di setiap Subnet Id, seperti contoh diatas subnet id 1 sampai dengan subnet id 8 memiliki masing-masing 30 host. Dengan demikian saya baru bisa menjawab sebagian soal.

Minggu, 18 April 2010

LEMBAR ANALISA PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER PEMBUATAN KABEL JARINGAN

Lembar Analisa Jarkom

LEMBAR ANALISA PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER PEMBUATAN KABEL JARINGAN
Media dan Peralatan Yang di gunakan
•Kabel UTP


•Konektor RJ45



•Tang Crimping


•LAN Tester


Berikut diagram kabel straight:



Urutan Ujung A

1.Putih Orange
2.Orange
3.Putih Hijau
4.Biru
5.Putih Biru
6.Hijau
7.Putih Coklat
8.Coklat

Urutan Ujung B

1.Putih Orange
2.Orange
3.Putih Hijau
4.Biru
5.Putih Biru
6.Hijau
7.Putih Coklat
8.Coklat
Kegunaan:

1.Menghubungkan PC dengan HUB/Switch
Penggunaan kabel straight yang paling umum adalah sambungan antara PC dan hub/switch. Dalam hal ini PC terhubung langsung ke hub/switch yang otomatis membuat cross-over secara internal dengan menggunakan sirkuit khusus. Dalam kasus penggunaan kabel CAT1, yang biasa digunakan pada saluran telepon, hanya 2 kawat yang digunakan. Koneksi tipe ini tidak memerlukan cross-over khusus karena telepon terhubung langsung ke soket telepon.



Gambar di atas menunjukkan kepada kita standar CAT5 straight yang biasa digunakan untuk menghubungkan PC ke HUB. Anda mungkin sedikit bingung karena Anda mungkin beranggapan data TX + dari satu sisi untuk tersambung ke TX + di sisi lainnya, namun bukan begitu cara kerjanya.
Bila Anda menghubungkan PC ke HUB, HUB yang akan secara otomatis menyilang kabel Anda dengan sirkuit internal, alhasil Pin 1 dari PC (TX +) dihubungkan ke Pin 1 HUB (yang terhubung ke RX +). Hal ini juga berlaku pada pin yang lain.
Jika tidak HUB tidak menyilang posisi pin melalui sirkuit internal (hal ini terjadi jika Anda menggunakan Uplink port pada hub) maka Pin 1 dari PC (TX +) akan terhubung ke Pin 1 HUB (dalam hal ini TX +). Jadi Anda cermati bahwa tidak peduli apapun yang kita lakukan pada port HUB (uplink atau normal), sinyal ditetapkan pada 8 pin pada PC, akan selalu tetap sama, maka setting pin di HUB yang akan berubah sesuai dengan posisi normal atau uplink.

Diagram Kabel Cross


Urutan Ujung A
1. Putih Orange
2. Orange
3. Putih Hijau
4. Biru
5. Putih Biru
6. Hijau
7. Putih Coklat
8. Coklat

Urutan Ujung B
1. Putih Hijau
2. Hijau
3. Putih Orange
4. Putih Coklat
5. Coklat
6. Orange
7. Biru
8. Putih Biru

Cara koneksi dengan kabel Cross Dari PC to PC
PC Pertama
Masukkan ke network connection di control panel :
Start menu run control panel
Setelah itu masuk ke bagian Network Connections
Kemudian pilih Local Area Network Connection

Klik kanan Local Area Network Connection, pilih properties

Di kotak dialog Local Area Network Connection Properties, di bagian tab General pilih Internet Protocol ( TCP/IP ) Kemudian Klik Properties

Setelah itu masukkan IP Addressnya 192.168.1.2, kemudian Netmasknya 255.255.255.0

Setelah itu klik button OK, kemudian Close
Nah untuk PC yang kedua tahapnya sama saja dengan yang diatas namun Alamat IP Addressnya berbeda dengan PC yang sebelumnya, anda dapat mengisinya dengan 192.168.1.1 atau dengan IP 192.168.1.x yang lain, terserah anda. Dengan catatan netmasknya harus sama dengan pc yang sebelumnya yakni 255.255.255.0
Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan konfigurasi network setup wizard untuk kedua PC tersebut, agar keduanya dapat saling terhubung sebagai satu workgroup.
Setelah selesai, lakukan ping dari salah satu PC tersebut ke PC lainnya… Jika tampilannya seperti ini maka PC anda telah terhubung satu sama lainnya.
C:\Documents and Settings\Al-k>ping 192.168.1.1
Pinging 192.168.1.1 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms ttl="128" bytes="32" ttl="128" bytes="32" ttl="128" bytes="32" ttl="128" sent =" 4," received =" 4," lost =" 0" minimum =" 0ms," maximum =" 0ms," average =" 0ms">

Apa itu Subnetting dan Cara Subnetting

Subnetting adalah sebuah teknik yang mengizinkan para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia dengan lebih efisien. Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting, anda bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan.

Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.

Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya.

Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.

Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.

Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:

Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP adddress yang mewakili netword ID dan bagian mana yang mewakili host ID.
Dengan kelas-kelas IP address standar, hanya 3 kemungkinan network ID yang tersedia; 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B, dan 24 bit untuk kelas C. Subnetting mengizinkan anda memilih angka bit acak (arbitrary number) untuk digunakan sebagai network ID.
Dua alasan utama melakukan subnetting:


1. Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.
2. Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil – bahkan lebih kecil – dari Class C address.


Subnets
Subnet adalah network yang berada di dalam sebuah network lain (Class A, B, dan C). Subnets dibuat menggunakan satu atau lebih bit-bit di dalam host Class A, B, atau C untuk memperlebar network ID. Jika standar network ID adalah 8, 16, dan 24 bit, maka subnet bisa memiliki panjang network ID yang berbeda-beda.


Subnet Mask


Agar subnet dapat bekerja, router harus diberi tahu bagian mana dari host ID yang digunakan untuk network ID subnet. Cara ini diperoleh dengan menggunakan angka 32 bit lain, yang dikenal dengan subnet mask. Bit IP address yang mewakili network ID tampil dengan angka 1 di dalam mask, dan bit IP address yang menjadi host ID tampil dengan angka 0 di dalam mask. Jadi biasanya, sebuah subnet mask memiliki deretan angka-angka 1 di sebelah kiri, kemudian diikuti dengan deretan angka 0.
Sebagai contoh, subnet mask untuk subnet di Picture 1 – dimana network ID yang berisi 16 bit network ID ditambah tambahan 4-bit subnet ID – terlihat seperti ini:


11111111 11111111 11110000 00000000


Atau dengan kata lain, 20 bit pertama adalah 1, dan sisanya 12 bit adalah 0. Jadi, network ID memiliki panjang 20 bit, dan bagian host ID yang telah disubnetkan memiliki panjang 12 bit.
Untuk menentukan network ID dari sebuah IP address, router harus memiliki kedua IP address dan subnet masknya. Router kemudian menjalankan operasi logika AND di IP address dan mengekstrak (menghasilkan) network ID. Untuk menjalankan operasi logika AND, tiap bit di dalam IP address dibandingkan dengan bit subnet mask. Jika kedua bit 1, maka hasilnya adalah, Jika salah satu bit 0, maka hasilnya adalah 0.
Sebagai contoh, berikut ini adalah contoh network address yang di hasilkan dari IP address menggunakan 20-bit subnet mask dari contoh sebelumnya.

Jadi network ID untuk subnet ini adalah 144.28.16.0
Subnet mask, seperti juga IP address ditulis menggunakan notasi desimal bertitik (dotted decimal notation). Jadi 20-bit subnet mask seperti contoh diatas bisa dituliskan seperti ini: 255.255.240.0
Subnet mask:


11111111 11111111 11110000 00000000
255. 255. 240. 0.


Jangan bingung membedakan antara subnet mask dengan IP address. Sebuah subnet mask tidak mewakili sebuah device atau network di internet. Cuma menandakan bagian mana dari IP address yang digunakan untuk menentukan network ID. Anda dapat langsung dengan mudah mengenali subnet mask, karena octet pertama pasti 255, 255 bukanlah octet yang valid untuk IP address class.


Aturan-aturan Dalam Membuat Subnet mask

1. Angka minimal untuk network ID adalah 8 bit. Sehingga, octet pertama dari subnet pasti 255.
2. Angka maximal untuk network ID adalah 30 bit. Anda harus menyisakan sedikitnya 2 bit untuk host ID, untuk mengizinkan paling tidak 2 host. Jika anda menggunakan seluruh 32 bit untuk network ID, maka tidak akan tersisa untuk host ID. Ya, pastilah nggak akan bisa. Menyisakan 1 bit juga tidak akan bisa. Hal itu disebabkan sebuah host ID yang semuanya berisi angka 1 digunakan untuk broadcast address dan semua 0 digunakan untuk mengacu kepada network itu sendiri. Jadi, jika anda menggunakan 31 bit untuk network ID dan menyisakan hanya 1 bit untuk host ID, (host ID 1 digunakan untuk broadcast address dan host ID 0 adalah network itu sendiri) maka tidak akan ada ruang untuk host sebenarnya. Makanya maximum network ID adalah 30 bit.
3. Karena network ID selalu disusun oleh deretan angka-angka 1, hanya 9 nilai saja yang mungkin digunakan di tiap octet subnet mask (termasuk 0). Tabel berikut ini adalah kemungkinan nilai-nilai yang berasal dari 9 bit.

Binary Octet Decimal
00000000 0
10000000 128
11000000 192
11100000 224
11110000 240
11111000 248
11111100 252
11111110 254
11111111 255

Private dan Public Address


Host apapun dengan koneksi langsung ke internet harus memiliki IP address unik global. Tapi, tidak semua host terkoneksi langsung ke internet. Beberapa host berada di dalam network yang tidak terkoneksi ke internet. Beberapa host terlindungi firewall, sehingga koneksi internet mereka tidak secara langsung.
Beberapa blok IP address khusus digunakan untuk private network atau network yang terlindungi oleh firewall. Terdapat tiga jangkauan (range) untuk IP address tersebut seperti di tabel berikut ini. Jika anda ingin menciptakan jaringan private TCP/IP, gunakan IP address di tabel ini.


CIDR Subnet Mask Address Range
10.0.0.0/8 255.0.0.0 10.0.0.1 – 10.255.255.254
172.16.0.0/12 255.255.240.0 172.16.1.1 – 172.31.255.254
192.168.0.0/16 255.255.0.0 192.168.0.1 – 192.168.255.254

Minggu, 04 April 2010

Sinopsis Warrior Of The Net - IP for Peace

Judul : Warriors of The Net - IP for Peace

Pemeran :

* TCP Packet
* ICMP Ping Packet
* UDP Packet
* The Router
* Ping of Death
* The Router Switch

Pada mulanya, manusia dan mesin bekerja sama untuk mewujudkan mimpi. Suatu kesatuan kekuatan tanpa mengenal batas geografi. Tanpa melebihkan ras, kepercayaan, dan warna kulit. Suatu era baru dimana komunikasi benar-benar membuat manusia bertemu. Inilah permulaan jaringan.

Pada video menceritakan apa yang terjadi ketika kita memasuki atau mengklik suatu link. Ketika mengklik suatu link, kita mengirimkan suatu informasi. Informasi dimasukkan ke sebuah mailroom punya Mr IP, dia kemudian dikemas, dilabeli, diberi alamat pengirim, alamat penerima, alamat proxy server.

Perjalanan selanjutnya, paket dikirim ke network area, yaitu LAN yang sangat tidak terkontrol. Disitulah terjadi pertukaran informasi namun tidak menutup kemungkinan terjadi kecelakaan dan disini mungkin terjadi kemacetan sehingga alamat yang benar sangat diperlukan untuk menempatkan ke jalur yang benar.

Kemudian paket menemui the Router, dia yag mengatur alur-alur yang benar. Setelah meninggalkan Router, paket-paket menuju the Router Switch yang bekerja seperti pinball yang melempar paket menuju dua jalur.

Kemudian setelah semua dilalui, paket menuju level berikutnya, yaitu Proxy. Proxy banyak digunakan perusahaan atau lembaga untuk mengenali atau keamanan. Paket ditempatkan di ukurannya masing-masing, ditempatkan dan alamat ataupun URL mereka diperiksa satu-persatu dan label mereka dibuka. Paket yang memenuhi akan lanjut dan paket yang tidak memenuhi akan dihancurkan jika tidak ingin dihancurkan, diperlukan pemantau atau pengatur.

Perjalanan berikutya adalah melewati Firewall, yang mengenali maksud agar tidak salah tujuan. Kemudian paket menemui the Router lagi, yaitu the Router Firewall, semacam bandwith yang mengenali informasi yang berupa interface, informasi terlarang seperti informasi rahasia perusahaan akan dibuang. Dan informasi atau data yang diminta tidak segampang itu dihancurkan , maka Router Firewall ini memberi penggantinnya.

Kemudian paket kembali ke jalan, menuju suatu jaringan, seperti jarring laba-laba. Jaringan ini terhbung secara luas dan mengglobal. Jaringan ini benar-benar berbeda dari jalan-jalan sebelumnya. Jalan ini dilindungi suatu dinding, namun ditempat ini memiliki sedikit control atau aturan sehingga tidak menutup kemungkinan menuju berbagai jaringan yang ada. Namun, karena kebebasan ini juga, tidak menutup kemungkinan menemui bahaya, yaitu Ping or Death packet. Paket tersebut adalah paket yang lain dari biasanya dan itdak diinginkan.

Paket-paket kemudian dikirimkan melalui satelit, telepon, wireless, ataupun kabel. Mereka menempuh jarak yang berbeda-beda, maka kecepatan merekapun bebeda. Di perjalanan inilah yang membebani media tersebut dan kita harus membayarnya.

Fuh, sekarang hamper mendekati tujuan akhir, si paket menemui suatu firewall lagi. Di firewall ini dapat kita atur, tergantung pada pandanangan kita port mana saja yang di inginkan. Jika diluar port tersebut akan dihancurkan. Misalnya untuk mail portnya adalah 25, untuk web server adalah 80. jadi, paket dilempar lagi menuju poet yang sesuai.

Masih berjalan-jalan, paket kemudian ditempatkan di suatu interface yang ditempatkan di web server yang dapat dihubungkan ke peralatan seperti web cam hingga computer. Degan begitu, berbagai tujuan kita dapat tertangkap. Apakah untuk browsing ataupun shoping.

Paket yang diterima kemudian dibuka, informasi diambil dan dikirim ke web server. Nah sekarang paket kosong, paket ini kemudian digunakan kembali untuk diisi informasi yang diinginkan. Setelah didapat, paket jalan-jalan lagi deh….

Seperti sebelumnya, paket dialamati, dilabeli, kemudian dikirim kembali ke firewall, masuk ke jaringan internet lagi, dan seterusnya… seperti tadi. Hingga paket masuk ke interface dan siap memberikan pesan yang anda pesan tau anda inginkan…
 
Copyright © Anang Fahlevi
Convert By NewBloggerTemplates Wordpress by WpThemesCreator